Varian Omicron XBB dan XBC dilaporkan tidak bisa terdeteksi oleh pengujian antigen. Hal ini diketahui lewat Departemen Kesehatan Filipina yang mengungkapkan pendeteksian virus hanya bisa dilakukan dengan pengurutan genom dengan sampel yang dikumpulkan dari tes RT-PCR.
"Kami tidak bisa mendeteksi garis keturunan virus dari sampel antigen," ucap lembaga tersebut, dikutip dari CNN Filipina, Selasa (25/10/2022).
Sebelumnya seorang peneliti dari OCTA, Guido David, menyarankan pemerintah setempat melakukan pengujian antigen acak untuk penumpang yang setuju di angkutan umum khususnya kereta api. Dengan begitu bisa mendapatkan gambaran lebih besar soal kehadiran dua varian baru di negara tersebut.
Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia.
Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Adapun gejala yang timbul termasuk batuk, pilek, dan demam.
"Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober" ujar Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan RI M. Syahril.
Atas terdeteksinya subvarian Omicron XBB di Indonesia, masyarakat diminta agar waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker.
Varian XBB menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
"Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2," tuturnya.